Asfin Blog`s
Friday, December 23, 2011
test publikasi
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod
tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim
veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea
commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate
velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint
occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt
mollit anim id est laborum
Monday, October 10, 2011
Syahwat, Hati dan Otak
Syahwat itu letaknya di Perut dan di bawah Perut. Sedangkan Otak letaknya di kepala, dan Hati letaknya di antara Otak dan Syahwat.
Di sinilah pentingnya peran hati, ia berada di tengah-tengah antara Otak dan Syahwat, sehingga Hati berperan sebagai penyeimbang antara Otak dan Syahwat. Dan Otak di simpan di atas itu biar bisa memimpin Syahwat yang sukanya berproyeksi kemana-mana. Jadi, Otak berpikir bukan berdasarkan kehendak syahwat, melainkan syahwat aktif berdasarkan kehendak dari sang Otak yang sudah dibersihkan dalam ruku' dan sujud-sujud yang panjang.
Kenapa perlu ruku' dan sujud? Ketahuilah bahwa sejatinya Imam utama itu adalah Hati, yang diwakili oleh kinerja Qolbu dan Fuad. Dan Hati yang baik itu berimam kepada Ruh dan Wahyu dari Allah SWT. Ketika kita Ruku' maka Syahwat, Hati, dan Otak berada dalam posisi SEJAJAR, sehingga saat itulah terjadi proses BALANCING di kehidupan kita. Dan ketika bersujud, maka Otak yang biasanya berada di atas sedang "mentawadhukan" dirinya sepenuhnya kepada Allah untuk rela berada di bawah menempel dengan bumi, sehingga Sang Syahwat (Perut, Kelamin, dan Pantat) lah yang berada di atas ketika kita sedang bersujud, sedangkan Hati sebagai pusat Thowaf tetap berada di tengah menjadi penengah yang bijak.
Artinya kita tidak boleh juga menjadi orang yang ANTI SYAHWAT dan mendewa-dewakan logika. Termasuk juga tidaklah boleh kita mendewa-dewa kan Hati, semua ada TAKARANNYA. Misalkan, mentang-mentang merasa dekat kepada Allah lalu kita pun jadi tidak hobi lagi berhubungan sex dengan istri dan kita pun menjadi pecandu puasa yang ekstrim. Mentang-mentang dekat kepada Allah maka kita pun menjadi malas mencari ilmu dan dunia. Ingatlah, ada saatnya kita pakai logika dan ada saatnya kita menggunakan syahwat, dan yang terpenting adalah : HATI tetap di tengah menjaga keseimbangan hidup kita. Dengan demikian, jadikanlah hati sebagai pusat rasa kita ketika kita beribadah kepada Allah SWT dan di saat kita menjalani hidup yang fana ini.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai HATI, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak (penj : syahwat melulu), bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. 7 : 179)
Wallahu a'lam
KZ
www.cahaya-semesta.com
Di sinilah pentingnya peran hati, ia berada di tengah-tengah antara Otak dan Syahwat, sehingga Hati berperan sebagai penyeimbang antara Otak dan Syahwat. Dan Otak di simpan di atas itu biar bisa memimpin Syahwat yang sukanya berproyeksi kemana-mana. Jadi, Otak berpikir bukan berdasarkan kehendak syahwat, melainkan syahwat aktif berdasarkan kehendak dari sang Otak yang sudah dibersihkan dalam ruku' dan sujud-sujud yang panjang.
Kenapa perlu ruku' dan sujud? Ketahuilah bahwa sejatinya Imam utama itu adalah Hati, yang diwakili oleh kinerja Qolbu dan Fuad. Dan Hati yang baik itu berimam kepada Ruh dan Wahyu dari Allah SWT. Ketika kita Ruku' maka Syahwat, Hati, dan Otak berada dalam posisi SEJAJAR, sehingga saat itulah terjadi proses BALANCING di kehidupan kita. Dan ketika bersujud, maka Otak yang biasanya berada di atas sedang "mentawadhukan" dirinya sepenuhnya kepada Allah untuk rela berada di bawah menempel dengan bumi, sehingga Sang Syahwat (Perut, Kelamin, dan Pantat) lah yang berada di atas ketika kita sedang bersujud, sedangkan Hati sebagai pusat Thowaf tetap berada di tengah menjadi penengah yang bijak.
Artinya kita tidak boleh juga menjadi orang yang ANTI SYAHWAT dan mendewa-dewakan logika. Termasuk juga tidaklah boleh kita mendewa-dewa kan Hati, semua ada TAKARANNYA. Misalkan, mentang-mentang merasa dekat kepada Allah lalu kita pun jadi tidak hobi lagi berhubungan sex dengan istri dan kita pun menjadi pecandu puasa yang ekstrim. Mentang-mentang dekat kepada Allah maka kita pun menjadi malas mencari ilmu dan dunia. Ingatlah, ada saatnya kita pakai logika dan ada saatnya kita menggunakan syahwat, dan yang terpenting adalah : HATI tetap di tengah menjaga keseimbangan hidup kita. Dengan demikian, jadikanlah hati sebagai pusat rasa kita ketika kita beribadah kepada Allah SWT dan di saat kita menjalani hidup yang fana ini.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai HATI, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak (penj : syahwat melulu), bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. 7 : 179)
Wallahu a'lam
KZ
www.cahaya-semesta.com
Subscribe to:
Posts (Atom)